Jumat, 17 Mei 2013

Rusun untuk Pekerja Pelabuhan

Basuki Tjahaja Purnama
Pembangunan kota Jakarta agar semakin menjadi lokasi huni yang bermartabat membutuhkan kerjasama dari semua pihak. Tetapi upaya-upaya pembangunan dari pemerintah tampaknya tidak semulus di atas kertas. Tingkat kesadaran yang rendah dari masyarakat, membuat pemerintah provinsi DKI harus bekerja ekstra waspada.




Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta pengelola Pelabuhan Nizam Zachman, Pluit, Jakarta Utara, untuk membangun rumah susun bagi warga di bantaran Waduk Pluit. Pembangunan tersebut dilakukan untuk memfasilitasi warga di Waduk Pluit yang menjadi pekerja di pelabuhan tersebut.
"Makanya, saya mau rapat dengan yang punya Pelabuhan Nizam Zachman. Mereka mau reklamasi perluasan, makanya saya minta supaya bangunkan rusun untuk mereka," kata Basuki di Balaikota Jakarta.

Basuki mengatakan, di pelabuhan tersebut terdapat 43.000 pegawai yang bekerja di sekitar pelabuhan. Pekerja tersebut rata-rata tinggal di bantaran Waduk Pluit. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta supaya pelabuhan tersebut turut menyediakan rusun yang bisa ditempati oleh pegawai pelabuhan.
Basuki menyebutkan, selain pelabuhan tersebut, pemerintah tetap akan membangun rusun untuk sebagian warga di bantaran waduk.

Pelabuhan yang biasanya melabuhkan 4.000 kapal untuk ekspor ikan itu bisa membangun rusun yang diperuntukkan bagi pegawai di pelabuhan itu. Jika pegawai tersebut sudah pensiun, pengelola pelabuhan sebaiknya jangan mempekerjakan warga yang berada di luar Jakarta supaya bisa menekan tingkat pengangguran di wilayah Jakarta.

"Ya, kita bayangin saja kebutuhan rumah untuk para nelayan yang menjual ikan di sana. Makanya saya bilang, kalau enggak dibangun, produksi kita juga macet. Kalau banjir malah jadi rugi, itu perputaran uang tuh 30 miliar lebih per hari di pelabuhan Nizam Zaman," kata Basuki.

Basuki menuturkan, pelabuhan tersebut bukan milik Pemprov DKI, tetapi milik Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sebanyak 60 persen ekspor ikan dari Indonesia dilakukan di pelabuhan tersebut. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan berstandar internasional dan pengolahan ikan yang melayani semua jenis ikan di tempat tersebut.

Untuk mencapai pelabuhan itu, pengguna jalan harus melintas di kawasan Muara Baru yang tidak terawat dan berantakan. Hal tersebut menyebabkan kemacetan yang berimbas pada perdagangan di pelabuhan. Dengan tingginya tingkat ekonomi pelabuhan tersebut, keberadaan Waduk Pluit yang dilintasi kendaraan menuju pelabuhan dinilai sangat vital.Sumber: Kompas.com

Kampung Tematik ala Jokowi



Jokowi Blusukan Terus
 Jokowi dan Wakilnya Ahok memiliki konsep yang unik dalam mengelola ibukota. Mereka ingin membangun Jakarta dengan konsep Kampung Tematik 

Kampung tematik ini dimaksudkan agar Jakarta punya identitas. Jokowi dan Ahok ingin mengubah Jakarta menjadi kota yang memiliki identitas. Salah satunya dengan menjadikan beberapa kawasan bertema atau disebut kampung tematik.

Rencana ini segera direalisasikan dalam waktu dekat. Pihak swasta telah digandeng untuk membuat desain dan menggarap proyek ini.
"Tahun ini mau bangun," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota Jakarta, Kamis (28/2).
Pagi tadi, Ahok mengaku sudah bertemu dengan Kepala Dinas Tata Ruang DKI Jakarta. Pertemuan itu untuk membahas seperti apa konsep kampung tematik.
"Pak gubernur menugaskan mau bikin tematik kan. Jadi kita harus lihat secara keseluruhan seperti apa," jelasnya.
Seperti apa desain kampung tematik, Ahok masih merahasiakannya. "Udah ada. Tadi kan kita bawa. Masuk swasta yang desain," ungkap Ahok.
Seperti pernah diberitakan sebelumnya, Jokowi berjanji akan membuat sebanyak 100 kampung tematik di Jakarta.
"Pembangunan kota yang dimulai dari penataan kampung itu bukan cuma kampung deret. Setiap kampung itu punya tema sendiri-sendiri. Ada kekuatan lokalnya," ujar Jokowi di Balai Kota beberapa waktu lalu.
Jokowi mencontohkan Rawajati, lebih tepat dibangun sebagai kampung herbal. Ada pula kampung protein di Tegal Parang karena banyak produsen tempe dan tahu.
"Semua dibangun total, ada ruang terbuka hijau yang baik, ada pusat kampungnya, drainasenya dibangun, yang prioritas juga pembangunan rumahnya," tegasnya.
Jenis kampung lain yang akan diwujudkan Jokowi antara lain: Manggarai akan jadi kampung kampung panggung. Lantas kampung stasiun di Duri. "Karena kanan kirinya kumuh seperti ini. Kampungnya kumuh seperti ini," ujar Jokowi.
Begitu pula kampung shopping di Poncol, kampung ikan di penjaringan, kampung kampus di Tomang. Lantas kampung backpacker di Kebon Sirih, dan kampung tekstil di Kebon Kacang.
"Semuanya terkonsep. (Jenis) kampung banyak sekali, bingung saya...nanti (ada) seratus," kata Jokowi.
Mengenai alasan kampung kampus di Tomang, karena banyak kampus. "Kampung itu harus mendukung pada kampus-kampus yang ada. Isinya apa? Nanti baca sendiri, kalau sudah rampung. Ini belum rampung," tegasnya.
Soal kampung backpacker? "Karena di Jaksa itu turis semua," tegas Jokowi. (MSN.COM)

***